Muntah Pada Anak

Muntah pada anak adalah hal yang paling sering dialami si kecil ketika sakit. Muntah adalah pengosongan isi lambung melalui mulut secara volunter atan involunter dengan menggunakan tenaga. Muntah sendiri bukan suatu penyakit tetapi merupakan salah satu gejala dari berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga berat.

Muntah dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak, dimana penyebabnya bervariasi tergantung usia. Muntah pada orang dewasa biasanya disebabkan karena infeksi virus dan keracunan makanan. Dapat pula disebabkan karena pusing, mabuk perjalanan, dan penyakit yang disertai demam tinggi. Pada anak-anak, penyebab muntah hampir sama dengan orang dewasa, perbedaannya kadang muntah pada anak-anak juga disebabkan oleh batuk atau makan terlalu banyak. Sedangkan pada bayi penyebab muntah biasanya karena penyumbatan usus.

Kondisi serius yang dapat menyebabkan muntah pada anak atau orang dewasa adalah gegar otak, ensefalitis, migren, tumor otak, apendisitis, gastroenteritis, serangan jantung, penyakit ginjal atau hati, gangguan Susunan Saraf Pusat (SSP) dan beberapa jenis kanker.

Muntah biasanya akan reda dalam waktu 6 sampai 24 jam sesudah pertama kali timbul. Muntah yang berlangsung secara berulang-ulang akan menimbulkan ketegangan pada dinding lambung atau esofagus yang dapat mengakibatkan pendarahan. Jika muntah tidak diatasi khususnya yang disertai dengan diare, akan menimbulkan dehidrasi yang dapat berakibat fatal.

Kondisi ini sangat membuat anak-anak menjadi traumatik atau menakutkan pada anak kecil dan juga menghabiskan tenaga karena adanya spastisitas berulang pada otot-otot abdomen. Dibandingkan dengan bayi dan anak kecil, orang dewasa berisiko lebih rendah terkena dehidrasi karena mereka biasanya lebih waspada terhadap gejala dehidrasi (misalnya rasa haus, mulut dan bibir kering)

Selain muntah disebabkan karena gejala berbagai kondisi, muntah juga dapat disebabkan oleh efek samping penggunaan pada individu yang sedang menjalani kemoterapi dan terapi radiasi. Pada wanita hamil muntah juga terjadi pada trisemester pertama kehamilan (morning sickness)

Gejala :
  • Ada darah dalam cairan muntah, ditandai dengan warna muntahan seperti air kopi.
  • Muntah disertai sakit kepala berat atau kaku kuduk.
  • Pasien dalam kondisi letargi.
  • Terjadi penurunan kesadaran secara jelas.
  • Muntah disertai nyeri perut hebat.
  • Muntah disertai demam lebih dari 38,3 derajat C.
  • Muntah dan diare terjadi bersamaan.
  • Kecepatan denyut nadi lebih tinggi dari biasanya.
  • Timbul gejala susah napas (napas berat)
  • Pasien dalam kondisi syok, nyeri dada atau dada terasa tertekan.
  • Terjadi kekacauan mental.
  • Pasien bayi yang mengalami gejala seperti diatas atau salah satu gejala berikut : -Muntah proyektil (menyebur), -Demam lebih dari 38,5 derajat C, -Area abdomen teraba keras, membesar, dan nyeri diantara waktu muntah, -Muntah berulang mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau.
Anjuran :
  • Minum air (jumlahnya ditambah secara bertahap)
  • Hindari makanan padat sampai muntah reda
  • Istirahat. Cara ini bermanfaat memulihkan tubuh dari kondisi tidak bertenaga (lemah) akibat muntah
  • Untuk sementara hentikan konsumsi obat-obat oral yang dapat mengiritasi lambung
  • Pada kasus muntah yang disertai diare, berikan salalu cairan rehidrasi oral untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.
  • Pada kasus dimana timbul rasa mual, muntah dapat dicegah dengan minum sedikit cairan yang manis misalnya minuman bersoda dan jus buah (kecuali jus jeruk karena minuman ini terlalu asam). Dibanding dengan minuman lainnya minuman yang mengandung gula dapat menenangkan lambung secara lebih baik.
  • Hindari perubahan posisi tubuh secara cepat, misalnya dari berbaring ke berdiri, untuk mencegah timbulnya mual atau pusing yang dapat menyebabkan muntah.
  • Hindari posisi yang dapat menyebabkan pusing dan vertigo.
  • Pada anak, muntah yang terjadi karena batuk persisten dan demam dapat dikendalikan melalui pengobatan sederhana dengan obat batuk dan demam.
  • Untuk mencegah muntah pada saat berkendaraan, duduklah dengan menghadap kedepan.
  • Untuk bayi berikan sedikit larutan elektrolit tanpa rasa sesering mungkin untuk mencegah dehidrasi, pada anak yang lebih besar berikan minuman sedikit cairan setiap 15 menit serta hindari susu dan produk susu.jenis cairan yang boleh diberikan berupa es batu, air putih, dan minuman elektrolit beraroma.
  • Pada pasien dewasa jika mengalami gejala-gejala muntah sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
Terapi :
Obat Antiemetik dan Antivertigo :
  • Obat-obatan ini seringkali digunakan untuk mencegah mual dan muntah, terutama yang disebabkan kerena kemoterapi.
  • Obat antiemetik meliputi benzodiazepin (misalnya lorazepam), kanabinoid (misalnya dronabinol dan nabilon), kortikosteroid (misalnya dexametason) dll.
  • Obat-obatan ini seringkali diberikan secara oral walaupun beberapa diantaranya juga dapat diberikan secara injeksi atau pleter.
Obat Antihistamin dan Alergi :
  • Selain efek antialergi, golongan obat antihistamin (misalnya buklizin, klorfenoksamin, sinarizin, siklizin, dimenhidrinat, difenhidramin, embramin, flunarizin, hidroksizin, meklizin, metoklopramid, feniramin prometazin, propiomazin, tientilperazin, trimeprazin, dan trimetobenzamid) memiliki efek antiemetik sekunder.
  • Antihistamin memiliki aksi dengan menrunkan sensitivitas pusat muntah di otak, sehingga meredakan gejala muntah
  • Beberapa jenis obat antihistamin dapat menyebabkan rasa kantuk. Pasien yang mendapat obat-obat ini tidak boleh mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.
Obat Antispasmodik
  • Skopolamin dapat digunakan dalam bentuk plester untuk mencegah mabuk kendaraan dan vertigo.
Suplemen
  • Jahe, terapi acupressure
Demikian ulasan singkat mengenai muntah pada anak dan orang dewasa, jika muntah tidak dapat lagi dikendalikan, sebaiknya pasien dibawah ke Rumah Sakit secepatnya untuk mendapatkan perawatan intensif.

1 comments: