Perubahan Strategi Pengobatan Malaria

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lain, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan infeksi protozoa dari genus Plasmodium. Malaria mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil serta demam berkepanjangan).

Penatalaksanaan Malaria
Komisi Ahli Malaria (KOMIL) merekomendasi perubahan strategi pengobatan malaria, karena meningkatnya resistensi pada penggunaan Chloroquin, Sulfadoksin-Pirimetamin, baik pada P.Falsiparum maupun Vivax.

Diagnosis
Gejala dan tanda klinis malaria : menggigil, demam, berkeringat (trias malaria), sakit kapala mual dan/atau muntah, kadang diare, nyeri otot, atau pegal-pegal pada orang dewasa. Pernah bepergian ke tempat endimia malaria, riwayat bepergian ke tempat endemis 1-4 minggu yang lalu, tinggal di daerah endemis malaria, pernah menderita malaria, riwayat transfusi darah. Demam>37,5-40 derajat cerlcius, anemia, splenomegali dan hepatomagali.
Manifestasi malaria berat: gangguan kesadaran ikterik, anemia Hb<5 gr%, gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemi < 40 gr%, syok (sistolik<70 mmHg), DIC, asidemia, makroskopik hemoglobimuria.
  • Laboratorium : Tetes tebal, hitung parasit per 200 lekosit. Hapusan tipis: Dihitung parasit per 1000 jumlah eritrosit.
  • Tes diagnostic cepat : 1 antigen (PF tes, ICT tes, Paeachek dan sebagainya), 2 antigen (F & V), 41 antigen (PAN MALARIA).
Penatalaksanaan Malaria Ringan Tanpa Komplikasi
Sesuaikan dosis/tabel Depkes dengan dosis Artesunate 4 mg/kgBB 3 hari. Amodiaquin 10 mg/kgBB 3 hari. Bila gagal pengobatan ACT (Artemisinin Combination Theraphy) sesuai tabel 1, berikan pengobatan lini 2 (tabel 2)
Tabel 1
Tabel 2
Doksiklin dapat diganti dengan tetrasiklin atau Clindamisin (baris warna biru) Untuk wanita hamil dan anak, jangan diberikan doksiklin/tetrasiklin, diganti dengan klindamisin (10 mg/kgBB 2x sehari selama 7 hari)

Pemakaian obat golongan artemisinin harus disertai/buktikan dengan pemeriksaan parasit yang positif, setidak-tidaknya dengan tes cepat antigen yang posirif. Bila malaria klinis atau tidak ada hasil pemeriksaan parasitologik, tetap gunakan obat non-ACT.

Untuk malaria klinis atau malaria tanpa hasil pemeriksaan parasitologik, obat yang dianjurkan adalah non-ACT :
  • Kombinasi Klorokuin + Doksisiklin/Tetrasiklin
  • Kina + Doksisiklin/Tetrasiklin
  • Kombinasi SP + Doksisiklin/Tetrasiklin
  • Kina + Klindamisin
  • Kombinasi Klorokuin + Sulfadoksin-Primetamin
Klorokuin dosis 25-30 mg/kgBB untuk 3 hari. SP 3 tablet dosis tunggal untuk orang dewasa, atau 25 mg/kgBB.

Penatalaksanaan Malaria Berat
Malaria dikatakan berat jika infeksi plasmodium falsiparum dengan parasitemi >5%, Malaria Cerebral, Anemia berat (Hb<5gr% atau hematokrit <15%), hiperparasitemia (parasit> 10.000/uL), gagal ginjal akut (kreatinin> 3mg % dan urine kurang dari 400 ml/24 jam (dewasa) atau 12 ml/kgBB (anak), edema paru/ARDS, hipoglikemi: gula darah< 40 mg%, gagal sirkulasi: tekanan sistolik < 70 mmHg (anak <50 mmHg). Hipertermi: >40 derajat Celcius, DIC (pendarahan/gangguan koagulasi) kejang lebih dari 2 kali/24 jam, Asidosis dengan PH < 7,25/plasma bikarbonat < 15 mmol/L, Hemoglobinuri (bukan karena obat anti malaria pada kekurangan G-6-PD).

Beberapa keadaan lain yang digolongkan malaria berat; Gangguan kesadaran ringan (obtumdasi yang tak bisa dibangunkan): kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan); hiperparasitemia>5% pada non-immune (>20% pada semua orang); ikterik (bilirubin > 3 mg% bila disertai gagal organ lain/hiperparasitemia); hiperpireksia (temperatur rectal >40%).

Malaria Berat VIVAX: Malaria berat karena plasmodium vivax dapat memberi gejala berupa malaria selebral, anemia berat, trombositopenia berat, pansitopenia, ikterus, rupture limpa, gagal ginjal akut dan acute respiratory distrees syndrome.

Tindakan Umum
Awasi fungsi vital (sirkulasi, respirasi, kebutuhan cairan dan nutrisi), hindarkan trauma (dekubitus, jatuh dari tempat tidur), monitoring (suhu, nadi, tensi, respirasi tiap 1/.2 jam), perhatikan timbulnya ikterus dan pendarahan, monitoring ukuran dan reaksi pupil, kejang, tonus otot, cegah hiperpireksi.
Diet porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbohidrat dan garam, kebersihan mulut, diuresis dan defekasi, aseptik kateterisasi, kebersahan kulit dan mata. Anak: hati-hati aspirasi, hisap lendir sesering mungkin. Posisi kepala sedikit rendah, ubah posisi cukup sering, pemberian cairan dan obat harus hati-hati.

Antimalaria Pada Malaria Berat (Falsiparum dan Vivax)
Derivat Artemisinin

  1. Artesunate IV/IM. Dosis 2,4 mg/kgBB hari pertama/12 jam (jam 0 dan jam 12), dilanjutkan dosis 2,4 mg/kgBB/hari pada hari ke-2 (mulai jam ke 24). Bila sadar, parenteral diganti oral, dosis 2 mg/kgBB sampai hari ke 7 untuk mencetah recrudensi tambahan doksisiklin 2 x 100 mg per hari atau tetrasiklin 2 x 500 mg/hari 7 hari, Ibu hamil dan anak-anak < 8 tahun: Clindamycin 2 x 150 mg/hari, selama 7 hari.
  2. Artemeter IM. Dosis 3,2 mg/kgBB IM sebagai dosis loading dibagi 2 dosis (tiap 12 jam), diikuti dengan 1,6 mg/kgBB/24 jam selama 4 hari.
Kina (Kina HCL/kinin Antipirin)
Loading dose : 20 mg/kgBB dalam 100-200 cc 5% Dextrose dalam 4 jam, selanjutnya dosis yang sama tiap 8 jam, Bila sadar, peroral 3 x 10 mg/kgBB/8 jam selama 7 hari sejak I parenteral. Loading tidak dianjurkan bagi yang telah mendapat kina atau meflokuin 24 jam sebelumnya, tidak diberikan pada usia lanjut atau penderita dengan IKG pemanjangan Q-Tc interval ataupun aritmia.

Dosis tetap 500 mg kina HCL (dihitung BB rata-rata 50 kg) dalam 5% dextrose selama 6-8 jam berkesinambungan, tergantung kebutuhan cairan tubuh. Diberikan secara IM, bila melalui infus tidak memungkinkan. Loading dose 20 mg/kgBB diberikan intramuscular pada 2 lokasi suntuikan, diikuti dosis 10 mg/kgBB/8 jam sampai bisa minum peroral. Tidak diberikan intra-vena (IV) bolus. Awas hipoglikemia, periksa guna darah / 8 jam. Dosis di atas tidak berbahaya bagi wanita hamil. Bila pemberian sudah 48 jam dan belum ada perbaikan, dan/atau penderita mengalami gangguan fungsi ginjal, dosis dapat diturunkan setengahnya (30-50%).

Penanganan sebelum merujuk
Artesunate Suppositiria. Dosis tunggal Artesunate Suppositoria dengan dosis 10 mg/kgBB, ditoleransi dengan baik pada orang dewasa maupun anak.

Exchange Tranfusion (Transufi Ganti)
Indikasi : parasitemia > 30% tanpa komplikasi berat, parasitemia > 10% disertai komplikasi berat lainnya, parasitemia >10% dengan gagal pengobatan setelah 12-24 jam perberian antimalarian optimal, parasitemia > 10% disetai prognosis buruk (misla, lanjut usia, late stage parasites/(skizon) pada daerah perifer).

Pemberian Nutrisi dan Cairan
Rumatan : Cairan diperhitungkan berdasarkan BB, misal untuk BB 50 kg dibutuhkan cairan 1500 cc, Dehidrasi ringan ditambah 10%, dehidrasi sedang ditambah 20%, dehidrasi berat ditambah 30%. Setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius ditambahkan 10% kebutuhan maintenance. Lebih akurat dengan CVP line. Cairan yang dipakai ialah Dextrose 5% untuk menghindari hipoglikemi, khususnya pemberian kina. Ukur kadar elektrolit (natrium).

Penanganan Kerusakan/Gangguan Organ
Hal-hal berikut dapat terjadi pada malaria berat dan harus ditangani dengan tepat : penanganan/pencegahan kejang, tindakan/pengobatan pada gagal ginjal akut (rehidrasi, dialisis, pennganan kelainan elektrolit), tindakan terhadap malaria biliosa (Vit K injeksi 10 mg/hari) hipoglikemi (50 ml dextrose 40% iv + infus Dextrose 10% monitor gula darah), penanganan malaria algid (rehidrasi, inotropik), penanganan edema paru (keseimbangan cairan, diuretik, ventilator) penanganan terhadap infeksi sekunder/sepsis (antibiotik : Ampisilin/sefalosporin generasi 3 + gentamisin).

Untuk info yang lebih lengkap, lihat buku Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia 2008, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI.

Sumber : ETHICAL DIGEST

0 comments:

Post a Comment