Obat Muntah Untuk Ibu Hamil
Obat muntah untuk ibu hamil sangat diperlukan pada masa kehamilan tapi tentunya penggunaan obat muntah tidak boleh seenaknya saja, perlu pengawasan dokter agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dari efek samping obat muntah yang digunakan. Dokter akan menentukan seberapa besar ibu hamil memerlukan terapi tambahan untuk mengatasi muntah pada masa kehamilan.
Berikut ini beberapa obat muntah yang sering digunakan untuk mengatasi muntah saat hamil. Info ini hanya sebagai pengetahuan tambahan mengenai obat muntah untuk ibu hamil, tidak dapat dijadikan rujukan untuk menggunakan obat muntah tanpa pengawasan dokter ahli.
Berikut ini beberapa obat muntah yang sering digunakan untuk mengatasi muntah saat hamil. Info ini hanya sebagai pengetahuan tambahan mengenai obat muntah untuk ibu hamil, tidak dapat dijadikan rujukan untuk menggunakan obat muntah tanpa pengawasan dokter ahli.
PROKLORPERAZIN
- Nama dagang : Stemetil (Castlemead), Buccastem (R & C), prokloperazin (tanpa nama dagang)
- Kelompok : Antiemetik - Antipsikosis
- Penggunaan/ Indikasi : Profilaksis pada penggunaan analgesik opioid, untuk memesis yang berlebihan
- Jenis Obat : POM
- Bentuk Obat : Ampul, tablet, supositoria
- Dosis : IM: 12,5 mg setiap 6-8 jam, Oral: Pada awalnya 20mg kemudian 10mg setelah 2 jam. dosis untuk pencegahan emesis (muntah): 5-10mg b.d. atau t.d.s. p.r.:25mg, jika perlu diikuti dengan dosis oral setelah 6 jam. Untuk migren dosis yang digunakan: 5 mg t.d.s.
- Cara pemberian obat: IM, Oral, p.r
- Kontra Indikasi ; Kehamilan, miastenia gravis, penyakit kardiovaskular dan pernapasan, epilepsi, feokromositima, disfungsi hati atau ginjal, hipotiroidisme.
- Efek Samping obat dapat menyebabkan persalinan lama dan pemberian harus menunggu sampai dilatasi 3-4 cm, mengantuk, pucat, hipotermia, efek ekstrapiramidal, hipotensi postural dengan takikardia, disfungsi hati.
- Interaksi Obat : Alkohol - meningkatkan efek sedatif, terutama depresi pernapasan. Antasida - mengganggu absorsi obat secara oral. Anastesi - meningkatkan efek hipotensinya. Antiepilepsi - fenobarbital - mengurangi konsentrasi proklorpenrazin dalam plasma, tetapi secara klinis tidak bermakna. Antihistamin - jika digunakan dengan terfenadin, meningkatkan risiko aritmia ventrikel. Antihipertensi - jika digunakan dengan metildopa akan meningkatkan risiko efek ekstrapiramidal.
- Efek farmakodinamik : Fenotiazin merupakan neuroleptik kuat, digunakan untuk mengatasi mual dan muntah, skizofrenia, mania akut, serta penatalaksanaan ansietas.
- Risiko pada janin : Pada trimester pertama dilaporkan adanya defekkongenital akibat penggunaan berulang walaupun dalam dosis rendah, tetapi dosis rendah tunggal atau sekali-sekali dianggap aman, gejala ekstrapiramidal pada neonatus, letargi dan tremor, skor APGAR rendah, hipereksitabilitas paradoksal.
- Menyusui : Jumlah yang diekskresikan ke dalam ASI mungkin terlalu sedikit, tetapi penggunaan obat ini dihidari kecuali jika benar-benar diperlukan; pabriknya menganjurkan untuk tidak menggunakan obat ini selama menyusui.
METOKLOPRAMID HIDROKLORIDA
- Nama dagang : Maxolon (shire Pharmaceutical. Ltd), metoklopramide (tanpa nama dagang)
- Kelompok : Antiemetik
- Penggunaan/ Indikasi : Muah, Muntah
- Jenis Obat : POM
- Bentuk Obat : Tablet, ampul, infus, suspensi oral
- Dosis : 15-30 mg setiap hari
- Cara pemberian : IM, Oral, IV
- Kontra Indikasi : Kerusakan hati dan ginjal, dapat menyebabkan hipertensi pada penderita feokromositoma, hati-hati pada penderita epilepsi.
- Efek Samping : efek ekstrapiramidal, hiperprokatinemia
- Interaksi : Analgesik - meningkatkan absorpsi aspirin dan parasetamol sehingga meningkatkan efeknya. Analgesik Opioid - menimbulkan antagonis efek obat ini pada aktivitas gastrointestinal.
- Efek Farmakodinamik : kerja metoklopramid terkait erat dengan kontrol saraf parasimpatis pada saluran gastrointestinal (GI) atas. Obat ini mendorong kerja peristaltik normal dan diindikasikan untuk kondisi yang disebabkan oleh gangguan motilitas GI.
- Risiko Pada Janin : digunakan dengan hati-hati, tidak ada informasi mengenai evaluasi jangka panjang pada janin yang terpajan di dalam uterus.
- Menyusui : Digunakan dengan hati-hati karena secara teoritis ada risiko efek yang sangat kuat pada sistem saraf pusat.
PROMAZIN HIDROKLORIDA
- Nama Dagang : Sparine (Wyeth), promazin (tanpa nama dagang)
- Kelompok : antiemetik - antipsikosis
- Penggunaan/ Indikasi : Relaksan, kombinasi antiemetik dan opioid
- Jenis Obat : POM
- Bentuk Obat : Ampul, tablet, larutan, dan suspensi
- Dosis : IM: 50 mg setiap 6-8 jam, oral: 100-200 mg q.d.s.
- Cara Pemberian : IM, Oral
- Kontra Indikasi : Seperti pada proklorperazin
- Efek Samping : Mengantuk, amnesia, pucat, gejala ekstrapiramidal
- Interaksi Obat : (tidak spesifik) antasid - mengurangi absorsi fenotiazin. Antideprasan - trisiklik - meningkatkan efek anti muskarinik. Antihipertensi - hidralazin meningkatkan efek hipotensi. Alkohol - meningkatkan efek sedatif. Anastetis - meningkatkan efek hipotensi. analgesik - opioid - meningkatkan efek sedatif dan hipotensi. Antasida - Simetidin - kemungkinan meningkatkan efek antipsikosis. Antihipertensi - meningkatkan efek hipotensi, meningkatkan risiko efek ekstrapiramidal. Antidepresan - trisiklik - meningkatkan absorpsi plasma dan kemungkinan meningkatkan risiko aritmia ventrikel. Antiemetik - metoklopramid - meningkatkan risiko efek ekstrapiramidal. Antiepilepsi - antagonisme efek antikonvulsan. Ansiolitik dan Hipnotik - meningkatkan efek sedatif.
- Efek Farmakodinamik : Seperti pada klorpromazin
- Risiko pada janin : Konsensus penelitian melaporkan tidak ada efek yang merugikan, tetapi gunakan obat ini secara hati-hati karena kemungkinan bersifat teratogen dan pada neonatus berdampak pada sistem saraf pusat.
- Menyusui : Seperti pada proklorperazin, tetapi pabriknya menganjurkan untuk tidak menggunakan obat ini selama menyusui.
KLORPROMAZIN
- Nama Dagang : Largactil (Rhone-Poulenc Rorer), klorpromazin (tanpa nama dagang)
- Kelompok : Antiemetik - Antipsikosis, fenotiazin - Neuroleptik
- Penggunaan / Indikasi : Mual dan Muntah
- Jenis Obat : POM
- Bentuk Obat : ampul, tablet, suspensi, supositoria.
- Dosis : IM: 25mg kemudian 25-50 mg setiap 3-4 jam sampai efektif. Oral: 10-25mg setiap 4-6 jam. p.r.: 100mg setiap 6-8 jam (tanpa izin resmi)
- Cara pemberian : IM, Oral, (p.r)
- Kontraindikasi : Feokromositoma, epilepsi, miastenia gravis, disfungsi hati atau ginjal, hipotiroidisme
- Efek samping : Seperti pada proklorperazin
- Interaksi obat : kerja obat ini diperkuat oleh alkohol, neuroleptik lain, berbiturat dan sedatif, dengan depresi pernapasan sebagai efek samping utama. Antikoligernik - meningkatkan efek antipsikosis. antiepilepsi - mengganggu konsentrasi obat dalam plasma, tetapi secara klinis tidk signifikan. Interaksi yang lain sama seperti pada proklorperazin.
- Efek farmakodinamik : menghambat kerja dopamin kimia otak, obat ini mencegah overstimulasi pusat saraf tertentu yang bertanggung jawab atas gangguan psikiatrik tertentu, dan juga menekan zona pemicu pada otak yang mengendalikan muntah dan cegukan.
- Risiko pada janin pada dasarnya sama dengan efek pada proklorperazin yaitu Pada trimester pertama dilaporkan adanya defekkongenital akibat penggunaan berulang walaupun dalam dosis rendah, tetapi dosis rendah tunggal atau sekali-sekali dianggap aman, gejala ekstrapiramidal pada neonatus, letargi dan tremor, skor APGAR rendah, hipereksitabilitas paradoksal.
- Menyusui : (Sama seperti pada proklorperazin) Jumlah yang diekskresikan ke dalam ASI mungkin terlalu sedikit, tetapi penggunaan obat ini dihidari kecuali jika benar-benar diperlukan; pabriknya menganjurkan untuk tidak menggunakan obat ini selama menyusui.
OBAT MUNTAH UNTUK IBU HAMIL
Dengan mengetahui risiko yang dapat dihadapi oleh ibu hamil dengan menggunakan obat muntah menjadikan kita untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan obat secara sembarangan. Masih banyak obat muntah lain tapi sebelum menggunakan sebaiknya lakukan konsultasi ke dokter ahli agar tidak salah menggunakan obat muntah.
0 comments:
Post a Comment