Info Kesehatan

Cara mengatasi susah buang air besar pada orang dewasa tidaklah mudah karena sangat berhubungan dengan masalah kebiasaan sehari-hari. Makanan dan kebiasaan yang rutin dilakukan sangat mempengaruhi kualitas buang air setiap orang.

Susah buang air besar atau yang biasa dikenal dengan sembelit merupakan masalah yang sering dialami oleh banyak orang. Kejadian ini biasa hanya disebabkan oleh masalah kecil saja hingga sebahagian besar orang tidak memperdulikan masalah susah buang air besar ini, tapi ketika sudah di vonis menderita penyakit parah seperti kanker usus maka pasien pun bertanya kok bisa padahal dia merasa menjalani hidup sehat.

Untuk itu perlu kiranya memahami apa penyebab dari masalah Susah Buang Air Besar ini (Konstipasi/ Sembelit). Konstipasi atau sembelit adalah gangguan pada saluran cerna bawah sehingga menimbulkan kesulitan dalam melakukan BAB. Sering kali Konstipasi dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati, tapi konstipasi juga bisa merupakan sebuah tanda dari penyakit tertentu yang berakibat fatal.

Berikut ini beberapa penyebab yang paling sering terjadinya Susah Buang Air Besar :

1. Kebiasaan menahan keinginan buang air besar, akibatnya kandungan air pada fases menjadi berkurang dan berakibat pada gangguan pergerakan saluran cerna bawah.
2. Kebiasaan makan makanan yang tidak mengandung serat, hal ini sangat sulit untuk diubah karena merupakan kebiasaan
3. Jumlah air yang dikonsumsi perhari sangat kurang sehingga menimbulkan dehidrasi dan Fases menjadi keras untuk dikeluarkan, keadaan ini bisa menyebabkan terjadinya Wasir.
4. Stress dengan keadaan yang terjadi, hal ini akan memicu masalah gangguan pergerakan usus di saluran pencernaan.
5. Kurang melakukan gerakan atau jarang olahraga, hal ini akan memicu pada masalah gangguan metabolisme sehingga apa yang masuk kedalam pencernaan tidak terabsorsi dengan baik.
6. Sering mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memicu gangguan pencernaan, salah satu contohnya: Obat maag yang mengandung aluminium atau kalsium, obat anti nyeri, obat anti depresan yang memberi efek kolinergik, penggunaan obat pencahar secara berlebihan, penggunaan narkoba utamanya jenis morfin dan turunannya.
7. Efek samping dari penggunaan terapi radiasi atau operasi yang dilakukan pada daerah anus (rectum) yang mengenai saraf pada area tersebut.