Tindihan (Sleep Paralysis) Bukan Mistis.

Sleep paralysis (tindihan) tidak ada hubungan dengan mistis. Gangguan  fisik dan psokologis bisa menyebabkan orang mengalami gangguan tidur. Sleep Paralysis adalah suatu keadaan, ketika seseorang merasa sesak napas seperti di cekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak saat akan tidur atau bangun tidur. Hampir semua orang pernah mengalaminya. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan.  Rata-rata, pertama kali seseorang mengalami gangguan tidur ini adalah di usia 14-17 tahun. 

Sleep Paralysis (tindihan) bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit dan umumnya tidak berbahaya. Yang menarik saat tindihan penderita sering mengalami halusinasi. Seperti, melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, bila fenomena ini dikaitkan dengan hal mistis. Memori yang menakutkan itu dapat bertahan lama dalam ingatan seseorang, yang dapat berakibat fatal. Diduga, ada hubungan antara sleep paralysis dengan faktor genetik. Tapi, hal ini masih menjadi bahan perbedatan. 

Di dunia barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau yang muncul ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Dalam beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat yang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Penyebab Sleep Paralysis
Sebagian besar orang menganggap, gangguan tidur itu hal biasa. Sebenarnya, gangguan tidur berdampak buruk bagi tubuh. Sebuah penelitian di Universitas Pennsylvannia menunjukkan bahwa gangguan tidur, seperti kurang tidur sama bahayanya dengan tidak tidur. Karena hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan. Antara lain : 
  • Obesitas : tidur berperan dalam kemampuan tubuh untuk mengeluarkan neurohormon. Ketika jumlah pengeluaran hormon menurun, kesempatan bertambah berat badan meningkat. 
  • Tekanan darah : Tekanan darah secara alami akan turun selama tidur. Akibat kurang tidur, dapat memicu hipertensi dan masalah kardiovaskular. 
  • Kemampuan tubuh menggunakan insulin dapat terganggu, akibat kurang tidur sehingga memicu diabetes.
Gangguan tidur tidak timbul dengan sendirinya, beberapa faktor penyebab bisa memicunya. Yang paling memiliki pengaruh terhadap gangguan tidur adalah pola tidur dan perubahan waktu tidur, seperti halnya yang terjadi pada gangguan sleep paralysis. Penelitian di Stanford yang menunjukkan bahwa :
  • Beberapa orang yang memiliki kebiasaan tidur tidak teratur sering mengalami sleep paralysis. 
  • Sebuah studi menunjukkan, 35% orang yang biasa mengalami sleep paralysis kadang kala juga mengalami kepanikan saat bangun tidur. Atau terjaga, akibat mimpi atau kebisingan.
  • Sebanyak 16% orang yang biasa mengalami sleep paralysis juga terbukti mudah panik, walau prosentasenya tidak cukup kuat untuk menghubungkannya.
Faktor-faktor Pengatur Tidur. 
Di otak kecil, terdapat bagian yang dinamai Supra Chiasmatic Nucleus (SCN) yang terletak di atas persilangan saraf mata. Di sini, terdapat irama sirkadian yang merupakan mekanisme khusus yang berfungsi mengatur siklus jam biologis, agar peka terhadap perubahan cahaya. 

Irama sirkadian ini sangat peka terhadap cahaya. Karena itu, pada sore hari ketika cahaya mulai redup, tubuh kita akan decara otomatis mempersiapkan diri untuk tidur. Saat ditemukannya bola lampu untuk pertama kali, hal itu pernah menjadi permasalah. Karena, dengan adanya cahaya maka kerja irama sirkadian tidak stabil. Tubuh dipaksa untuk menolak tidur dan terus memaksa beraktivitas hingga malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur. 

Selain irama sirkadian, terdapat hormon dan neurotransmiter yang juga berperan pada proses tidur. Hormon-hormon tersebut bermanfaat bagi pola tidur seseorang. Tapi, kadar hormon berbeda-beda pada tiap orang yang dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, mental dan psikologi. Beberapa hormon yang memberi pengaruh terhadap tidur diantaranya : 
  • Noradrenaline/adrenaline, merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang atau memperpanjang kondisi terjaga. Dengan hormon ini tubuh akan didorong untuk terus beraktivitas. Karena itu sering dianggap sebagai zat kimia yang mendorong agresivitas. 
  • Dopamin adalah neurotransmiter otak yang berfungsi dalam pengaturan gerak. Yang lebih utama, dopamin mampu memberikan rasa segar dan penuh semangat.
  • Asetikolin, jenis hormone yang bertugas mengaktifkan otak dan meningkatkan kebugaran. Biasanya, pada tahap tidur REM dan saat terjaga, kadar asetilkolin akan meningkat dalam darah.
  • GABA (Gamma Amino Butyric Acid) bertugas menghambat status terjaga. Tidak sedikit obat-obatan yang merangsang tidur kebanyakan merangsang GABA, sehingga dapat membuat orang mengantuk.
  • Adenosin hormone, bisa merangsang tidur. Adenosine biasanya dapat dihambat dengan mengonsumsi kafein. 
  • Serotonin, bertugas memberikan efek menenangkan dan menyiapkan otak serta tubuh untuk masuk ke dalam tahap tidur dalam, dengan cara mengurangi sistem aktivitas tubuh. 
  • Melatonin, merupakan hormon yang sangat berperan dalam proses tidur dan kualitas tidur seseorang, karena berfungsi menurunkan kewaspadaan dan menimbulkan rasa kantuk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melatonin bermanfaat untuk mengurangi gangguan jetlag. Yang perlu diperhatikan adalah, jangan berkendara atau mengoperasikan peralatan berat setelah mengonsumsi melatonin. Lain halnya pada orang yang buta, dia tidak dapat membedakan gelap dan terang seningga tidak punya waktu tidur atau terjaga yang pasti.
Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang bisa diubah-ubah. Dengan sentuhan seherhana atau mewah, lingkungan dapat memberikan manfaat besar. Yang terutama adalah menciptakan lengkungan tidur yang nyaman. Yang perlu diperhatikan adalah :
  • Tempat tidur Tempat tidur merupakan hal yang perlu diperhatikan, khususnya kasur. Kenyamanan dan tidur yag baik, bisa diperoleh dari faktor ini. Postur tidur yang baik adalah, memosisikan tulang belakang dalam satu garis lurus saat tidur miring serta mengikuti lekuk tulang belakang sat terbaring terlentang. 

    Tempat tidur yang baik adalah tempat tidur yang membuat kita saat terbangun dari tidur, tidak disertai rasa sakit di sekujur tubuh. Kasur merupakan hal yang berhubungan dengan tempat tidur. Kasur baiknya tidak terlalu keras dan tidak terlalu empuk, sehingga dapat memiliki titik fokus yang merata di seluruh tubuh.
  • Bantal Penyebab sulitnya tidur sering ditemui di area leher dan punggung. Hal itu biasanya karena pemilihan bantal yang salah. Bantal yang baik adalah yang mampu menopang kepala dan memosisikan leher yang baik, terhadap tubuh. 

    Jenis bantal juga dapat memberikan kualitas tidur yang baik, seperti bantal dari bahan kapuk dan sintetik (dacron) yang bisa didapatkan di toko. Ada baiknya, konsultasi dengan ahli rehabilitasi medis atau chiropractor, untuk mengetahui jenis bantal yang cocok.
  • Suara Kebisingan dapat mengganggu tidur, meski ada juga yang enak tidur diiringi suara musik. Suara yang memiliki irama lembut, cenderung akan memberikan rasa nyaman sehingga dapat memberikan rasa kantuk. Sedangkan musik memiliki tempo keras justru merugikan, karena dapat membuat seseorang sulit merasakan kantuk. 

    Suara dengkuran pasangan dan bunyi alat monitor di ruang ICU, adalah kasis yang sering terjadi. Dari penelitian yang dilakukan pada pasien di ICU yang memiliki gangguan tidur, ternyata mereka memiliki sistem antibodi yang buruk dibanding pasien yang mendapatkan kualitas tidur yang baik. Untuk itu, buatlah ruang tidur Anda nyaman  dengan menghindari suara-suara bising.
  • Jurnal Tidur Seseorang yang memiliki banyak kesibukan dan aktivitas biasanya sulit istirahat, sehingga tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Untuk itu, kita perlu mengetahui pola tidur dan jam biologis kita sendiri, yang nantinya bisa dijadikan jalan keluar mengatasi dan menganalisa masalah tidur yang dihadapi. 

    Jurnal tidur adalah catatan penting yang dapat memberikan petunjuk masalah tidur. Dengan jurnal tidur, pola tidur dan jam biologis kita akan dipandu dengan baik untuk mendapatkan waktu tidur dan bangun yang baik. Yang perlu diperhatikan beberapa perubahan dan aktivitas, penting harus dicatat. Tujuannya untuk mengetahui porsi kegiatan yang telah dijalankan hingga kita tertidur. 

    Misalnya, jika kita terbiasa dengan kebutuhan tidur selama 8 jam dan bangun jam 05.00 pagi, kita bisa membiasakan tidur pada jam 10.00 malam. Jika ingin memperpanjang tidur, cukup dengan mamajukan waktu tidur lebih awal. Dengan jurnal tidur ini, pola tidur akan dapat diatur dengan baik.

0 comments:

Post a Comment