Nutrisi Usia Lanjut
Usia lanjut sering dihubungkan dengan peningkatan berbagai penyakit kronis degeneratif yang menyebabkan keterbatasan fungsi tubuh dan ketidakmandirian. Pada proses menua juga terjadi perubahan aspek-aspek tertentu, seperti penciuman dan cita rasa, kemampuan mengunyah dan menelan dan kemampuan fungsi saluran cerna. Pada akhirnya, gangguan-gangguan ini akan mempengaruhi kualitas hidup.
Pada saat bersamaan, menurut dr. Nina Kemala sari, buruknya nutrisi dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan kurangnya nafsu makan, ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari, perubahan kualitas hidup, morbiditas dan mortalitas. Hal ini diutarakannya beberapa tahun silam dalam Konfensi Kerja V PERGEMI tahun 2009. Kondisi fisiologis ini diperparah oleh perubahan non fisiologis seperti foktor medis, obat-obatan, psikologis dan sosial.
Status nutrisi ini berpotensi mempengaruhi kualitas hidup melalui regenerasi sel-sel saraf usia lanjut, yang selama ini diyakini mengalami degenerasi dengan bertambahnya usia. Penelitian mengenai neuroplastisitas akhir-akhir ini mendukung peran faktor lingkungan yang dapat dimodifikasi (seperti restriksi diet, diet kaya asam folat dan antioksidan, latihan fisik dan aktivitas intelektual) terhadap daya tahan sel, neurogenesis, plastisitas sinaps dan kemampuan belajar dan mengingat.
Tatalaksana Malnutrisi
Mengingat kompleksnya faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada usia lanjut, pendekatan yang paling sesuai adalah dengan mengevaluasi secara menyeluruh faktor-faktor yang meungkin menjadi kontributor status utrisi dalam setiap tahapan proses makan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
- Asupan Makanan : Penggunaan banyak obat pada orang usia lanjut dapat mengganggu asupan makanan. Mengevaluasi obat-obatan yang digunakan bisa membantu. Dengan menghentikan obat-obatan, umumnya asupan makan bisa kembali normal. Selain itu mengevaluasi adanya penyakit akut dan kronis, kebersihan rongga mulut dan gigi, keluhan saluran cerna, rasa nyeri, status fungsional, fungsi mental, fungsi kognitif, lokasi dan suasana makan, akses terhadap makanan serta dukungan sosial, akan sangat membantu. Tidak kalah penting, mengevaluasi porsi, bentuk, penyajian, aroma dan cita rasa, serta sisa makanan yang diberikan. Ini membantu merencanakan pemberian makan selanjutnya.
- Kemampuan mengunyah dan menelan : Kemampuan ini membutuhkan adekuasi rongga mulut, kondisi rahang dan gigi, otot mengunyah dan persyarafan lain. Kemampuan mengunyah dan menelan makanan terganggu, bila terjadi dehidrasi (sulit dikenali pada usia lanjut) yang mempengaruhi produksi air liur.
- Proses pencernaan dan penyerapan makanan : Gangguan cerna dan penyerapan makanan, bisa disebabkan ganguan keasaman lambung dan rusaknya mukosa saluran cerna. Hal ini bisa disebabkan obat-obatan tertentu, seperti asetil salisilat, steroid dan NSAID. Bisa juga karena stress, kebiasaan makan dan penggunaan herbal.
- Kebutuhan jaringan : Kebutuhan jaringan dalam satu kondisi, berbeda dengan kondisi lainnya, Mereka dengan penyakit inflamasi membutuhkan asupan protein lebih besar. Sementara mereka dengan gangguan ginjal, justru harus mengurangi asupan protein. Usia lanjut dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi, membutuhkan nutrisi yang lebih besar.
- Ekskresi zat gizi : Ada obat atau kondisi yang menyebabkan nutrisi menjadi lebih cepat keluar melalui urin. Misalnya, loop diuretik, yang meningkatkan ekskresi Na, K, Cl, Mg dan Ca. Sementara penyakit yang dapat meningkatkan ekskresi nutrisi misalnya diabetes melitus, gagal ginjal, infeksi saluran kemih, kegagalan saluran cerna, IBS dan gastroentritis.
Menilai Status Nutrisi
Pengenalan lebih dini adanya malnutri, membantu memberikan intervensi tepat waktu. Skrining malnutrisi, seperti yang terdapat pada bagian pertama Mini Nutritional Assesment (MNA), dapat dilakukan pada orang usia lanjut rawat jalan, di rumah sakit atau panti. Bila pasien berisiko tinggi, perlu penilaian nutrisi lebih jauh untuk menentukan derajat malnutrisi dan rencana terapi nutrisi yang sesuai. Penilaian risiko nutrisi yang telah divalidasi dengan baik, diperlihatkan di bagian kedua MNA.
0 comments:
Post a Comment