Tips Cara Memilih Kontrasepsi Yang Baik
Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara (menjarangkan kehamilan) atau permanen. Metode kontrasepsi atau metode keluarga berencana terdiri dari kontrasepsi hormonal, kontrasepsi teknik, kontrasepsi sterilisasi, kontrasepsi mekanik.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka PI (Pearl Index) yang menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode tersebut.
Jika hubungan seksual tanpa proteksi terjadi atau terdapat kenungkinan gagalnya kondom, segera kunjungi dokter. Kontrasepsi pasca koitus (morning after pill) harus digunakan dalam waktu 72 jam sesudah terjadinya koitus tanpa proteksi.
Tips Cara Memilih Kontrasepsi Yang Baik
- Tentukan berapa lama pasien ingin menunda kahamilan ; temporer atau permanen. Bila anda membutuhkan kontrasepsi dalam jangka waktu tidak terlalu lama (<3 tahun) dan masih ingin hamil lagi, penggunaan pil KB atau metode jangka pendek lainnya dapat dipertimbangkan.
- Selama anda menyusui, hindari penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen karena dikhawatirkan akan mengurangi produksi ASI.
- Bila anda ingin menggunakan kontrasepsi hormonal, perhatikan riwayat kesehatan anda, misalnya kencing manis (diabetes), jantung, ginjal, tromboenboli, dan estrogen-dependent tumor.
- Berikan informasi kepada dokter konsultan anda agar melakukan pap-smear, mamografi dan cek tekanan darah secara teratur (misalnya 1x setahun).
- Apabila sanggama tanpa proteksi terjadi, segera kunjungi dokter untuk mengecek kemungkinan terjadinya kehamilan. Biasanya kontrasepsi yang digunakan adalah kontrasepsi pasca sanggama (morning after pill) yang harus diminum dalam waktu paling lambat 72 jam sejak sanggama terjadi dan diberikan dengan resep dokter.
Jenis-Jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi Sterilisasi
- Efektif bila ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.
- Kontrasepsi sterilisasi adalah pencegahan kehamilan dengan mengikat saluran indung telur pada wanita (tubektomi) atau saluran sperma pada paria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh dokter spesialis kandungan.
- Coitus interruptus (sanggama terputus). Ejakulasi dilakukan diluar vagina. Faktor kegagalannya besar. Biasanya kerena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang, atau terlambat manarik penis keluar dari vagina.
- Sistem kalender (pantang berkala) tidak melakukan sanggama pada masa subur. Tingkat kegagalan dengan metode ini adalah terjadi 40 kehamilan dari 100 wanita / tahun. Faktor kegagalan desebabkan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
- Prolonged lactation atau menyusui; menyusui selama 6 bulan setelah melahirkan, dimana bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi. Tetapi begitu ibu hanya menyusui <6 jam/hari dan sudah menstruasi maka kemungkinan terjadinya kehamilan cukup besar.
- Kondom : efektivitasnya 80-85%. Terbuat dari lateks. Ada kondom khusus untuk pria maupun wanita yang berfungsi sebagai pemblokir/barrier sperma. Kegagalan umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan sanggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini adalah mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain, membutuhkan waktu untuk pemasangan, mengurangi sensasi seksual.
- Spermatisida : bahan kimia aktif untuk membunuh sperma. Spermatisida berbentuk krim, jelly dan foam yang harus dimasukkan ke dalam vagina 10-30 menit sebelum sanggama, efektifitasnya 75-80% tapi bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit, atau vagina sudah dibilas dalam waktu <8 jam sesudah sanggama.
- Vaginal diafragma : lingkaran cincin yang dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum sanggama. Efektivitasnya 77%, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas yang lebih baik. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat sanggama, atau terlalu cepat dilepas (<6 jam) setelah sanggama.
- IUD (Intra Uterine Device) atau spiral. Terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, perdarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
- Pada pemakaian semua kontrasepsi hormonal, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu: Kontra-indikasi mutlak dan kontra indikasi relatif. Kontra indikasi mutlak; kehamilan, tromboenboli, gangguan fungsi hari, tumor ginekologis (strogen-dependent tumor). Yang termasuk kontra indikasi relatif; menyusui, kencing manis (diabetes), hepertensi, perdarahan vagina, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipersensitivitas terhadap hormon, merokok.
- Kontrasepsi hormonal yang umum digunakan dapat berupa kontrasepsi oral (pil KB), suntik, susuk, koyo KB, dan spiral berhormon.
- Kontrasepsi Oral (pil KB) terdiri dari pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron, pil KB progesteron (progesterone Only Pill/PQP= mini pill) yang hanya mengandung progesteron, pill KB kombifasik dan trifasik yang mengandung 2 dan 3 dosis estrogen dan progesteron yang berbeda.
- Mekanisme kerja pil KB kombinasi adalah mencegah terjadinya ovulasi, mengentalkan lendir leher rahim sehingga menghalangi penetrasi sperma dan membuat dinding rahim tidak siap untuk menerima dan menghidupi hasil pembuahan.
0 comments:
Post a Comment