Saraf Terjepit

Banyak perempuan menderita saraf terjepit jangan biarkan bila gangguan ini menyerang. Segera periksa kan kedokter agar mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Bila masalah ini terus dibiarkan bisa menyebabkan kelumpuhan.

Saraf terjepet lebih banyak diderita perempuan

Pinggang anda tiba-tiba terasa nyeri yang tidak kunjung hilang, jangan terus biarkan. Cobalah periksa ke dokter, siapa tahu ada saraf yang terjepit. Meski tidak ada data tingkat kejadian ini, tetapi cukup banyak orang di indonesia menderita saraf terjepit. Saraf terjepit adalah terjepitnya saraf di pinggang tulang belakang.
Saraf memang ada dimana mana. Tetapi yang sering terjepit ialah di pinggan (80%) dan leher (20%). Dipinggang kejadiannya lebih besar sebab mobilitas pinggang lebih tinggi dibandingkan leher.

Terjepit bantalan sendi

Mengapa saraf ditulang belakang bisa terjepit? Menurut dr. Metta yani, spesialis penyakit saraf RS. Mitra Kemayoran Jakarta. Tulang belakang tersusun oleh ruas ruas tulang. Antara ruas satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan bantalan sendi. Saat usia muda, bantalan sendi ini cukup lentur sehingga tidak mudah cedera. Pada usia tua. Bantalan sendi menjadi keras layaknya tulang. Ketika ada benturan atau cedera dipinggang, bantalan sendi yang sudah mengeras ini bisa bergeser ke belakang atau ke samping sehingga menjepit saraf dan terjadilah penyakit saraf terjepit. Bila bantalan sendi itu bergeser ke arah depan, tidak akan menyebabakan saraf terjepit karena saraf-saraf letaknya di belakang.

Bergesernya bantalan sendi bisa disebababkan berbagai faktor, misalnya trauma di pinggang. Benturan keras atau ringan di pinggang menyebabkan bantalan sendi bisa bergeser dari tempatnya dan menjepit saraf di sekitarnya.

Bergesernya bantalan sendi bisa juga karena salah posisi saat mengangkat benda berat atau ringan. Malahan, tanpa disadari, bergesernya bantalan sendi akibat kesalahan gerakan kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Gangguan ini mudah terjadi manakala sudah ada cikal bakalnya. Dalam arti, ditempat itu sebelumnya ada trauma karena pernah kecelakaan atau terkena benturan. Memang kita bisa saja tidak menyadari adanya cikal bakal itu karena waktu itu tidak menyebabkan keluhan. Adanya cikal bakal ini, maka bila ada faktor pimicu, memudahkan bantalan sendi bergeser dan menjepit saraf.

Banyak Diderita Perempuan

Saraf terjepit jarang mengenai anak-anak. Hal ini disebabakan bantalan sendi pada anak masih lentur sehingga tidak mudah bergeser dari tempatnya. Gangguan ini lebih banyak menyerang usia di atas 40 tahun.
Dilihat dari jenis kelamin, saraf terjepit  lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini akibat mobilitas pinggang perempuan sangat tinggi. Karena mobilatas ini, maka risiko terjadinya gangguan  itu juga besar.

Nyeri Menjalar Ke Kaki

Saraf kejepit ditandai adanya nyeri dipinggang. Rasa nyeri lama-lama akan menjalar ke kaki. Jika saraf yang terjepit di lumbal 4 atau 5, maka nyeri  akan terasa sampai betis, tetapi  bila terjepitnya di lumbal 5 si, nyeri akan terasa hingga mata kaki. Rasa nyeri di kaki inilah secara sederhana bisa untuk mendeteksi lokasi dimana saraf itu terjepit. Misalnya nyeri terasa sampai betis, maka diduga saraf gerjepit di lumla 4 atau 5. Untuk memastikan dugaan, dilakukan foto rontgen.

Meskipun ganguan in ditandai rasa nyeri dipinggang. Tetapi  bukan berarti setiap nyeri pinggang sebagai pertanda saraf terjepit. Hal ini perlu dimengerti karena ada penyakit lain yang juga memberikan tanda berupa keluhan nyeri pinggang, misalnya adanya gangguan ginjal, gangguan organ reproduksi atau organ perut lainnya.

Hanya, bila itu benar saraf terjepit keluhan nyerinya sangat khas, yakni menjalar ke kaki. Rasa nyeri akan semakin terasa ketika batuk, bersin dan mengejan. Saat digunakan tiduran, rasa nyeri juga berubah ubah. Ada waktu waktu tertentu rasa nyeri itu terasa sekali, misalnya saat melakukan perubahan posisi tidur dari terlentang mau miring ke kiri, kanan atau bangun. Berdasarkan hal ini, maka jika keluhan nyeri itu konstan, besar kemungkinan gangguan itu bukan saraf terjepit.

Sebabkan kelumpuhan

Saraf terjepit harus diatasi karena akan menggangu fungsi  motorik (gerakan) dan sensorik (rasa) ke arah kaki. Bila  tidak segera diatasi, fungsi motorik akan menciut sehingga dalam jangka panjang menyebabkan kelumpuhan. demikian juga gangguan fungsi sensorik membuat kaki jadi mati rasa.

Namun kelumpuhan secara tiba tiba akibat sarf terjepit mungkin saja bisa terjadi jika ada trauma hebat di pinggang yang membuat saraf yang terjepit juga luas. Luasnya saraf terjepit akan mempengaruhi fungsi motorik dan sensorik ke kaki. Makin luas saraf yang terjepit, makin besar gangguan fungsi sensorik dan motorik. Maka makin cepat pula terjadinya kelumpuhan.

Jangan dipijat

Penanganan nyeri pinggan untuk kasus ringan bisa menggunakan obat pereda nyeri yang dapat diperoleh secara bebas. Nyeri ini biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari enam minggu. Sementara, jika sudah lebih dari dua bulan dan nyeri semakin terasa mengganggu keseharian, sebaiknya lekas diperiksakan ke dokter. pada kasus ringan karena cedera berolahraga atau aktivitas berat, pemijatan dan pengurutan tidak masalah. Asalkan dilakukan dengan benar. Jangan sekali-kali dipijat dengan cara diinjak. Cara itu berbahaya, bisa menyebabkan gangguan tambah parah. Namun sering kali pijatan tidak mengurangi keluhan, bahkan memperburuk nyeri terjepit, karena itu sebaiknya tidak asal di pijat.

Bila nyeri itu benar karena saraf terjepit, dokter akan memberikan obat. Jika kondisinya masih ringan, maka gangguan bisa diatasi hanya dengan pemberian obat, namun jika parah maka harus dilakukan operasi.
Mencegah
  1. Ketika pernah menderita cedera pinggang, hati-hati dalam beraktivitas, terutama yang melibatkan gerakan pinggang.
  2.  Bagi yang pernah cidera pinggang, lebih baik bila memakai korset, tujuannya membatasi ruang gerak sekaligus memperkuat pinggang, Hanya, korset hendaknya dilepas ketika sedang santai di rumah atau saat tidur.
  3. Hindari mengangkat barang berat dengan membungkuk. Posisi yang benar saat mengangkat barang adalah dengan badan tegak.
  4. Rutin berolahraga dan gaya hidup aktif, namun jangan lupa melakukan peregangan sebelum berolahraga ataupun melakukan aktivitas fisik yang berat.

0 comments:

Post a Comment